Jadi Tukang Sapu Bayar Rp 10 juta

Bagikan Artikel Ini:

Brebes – Lanang (20), seorang pelajar kelas XII SMA negeri di Brebes, Jawa Tengah, memberanikan diri menghadap Bupati Brebes Idza Priyanti. Tekadnya satu, ingin menjadi tukang sapu di sekitar Pasar Induk Kabupaten Brebes.

Lanang untuk sementara menggantikan tugas ayahnya sebagai petugas kebersihan. Pekerjaan itu sudah dijalaninya selama sebulan setelah ayahnya meninggal dunia. Kini Lanang tengah menunggu kelulusan SMA.

Namun, beberapa hari terakhir ini ia resah. Warga Kelurahan Pasar Batang, Kecamatan Brebes, itu mendapat informasi dari sesama petugas kebersihan bahwa untuk menjadi tukang sapu tetap menggantikan sang ayah, ia harus membayar sejumlah uang kepada oknum pegawai negeri sipil setempat.

“Saya dapat informasi dari teman sesama petugas kebersihan, kalau saya harus membayar sejumlah uang yang nantinya akan diserahkan kepada oknum UPT Pasar sebesar Rp 10 juta. Uang itu katanya sebagai syarat agar saya bisa menjadi tukang sapu di UPT Pasar Induk Brebes,” ujar Lanang, Jumat (29/4).

Baca Juga :  Kejati Riau dan Kejari Pelalawan Diam Di Tempat Usut Penguasaan Pelepasan Kawasan Hutan Perkebunan Kelapa Sawit Di Dalam Kawasan Hutan

Informasi soal pungutan itu juga sayup-sayup terdengar dari oknum petugas UPT Pasar Induk Brebes. Petugas itu, kata Lanang, menyarankan agar ia menghadap bendahara dinas yang mengayomi pasar tersebut untuk memperoleh keringanan.

“Di sana saya diberitahu soal pungutan liar itu, katanya mau dipinjami dulu tapi nanti pembayarannya dipotong gaji bulanan,” kata dia.

Setelah menemui bendahara itu, besaran pungutan yang awalnya sebesar Rp 10 juta diturunkan menjadi Rp 2,5 juta. Lanang gundah, ia masih pikir-pikir untuk mengiyakan permintaan itu.

“Kalau memang prosedurnya seperti itu, ya sudah saya pasrah saja. Enggak apa-apa jika pembayarannya nyicil dipotong gaji bulanan saya,” ujar dia.

Selama menggantikan tugas ayahnya sebagai tukang sapu, Lanang sudah pernah mendapatkan gaji satu bulan Rp 900.000. Sejak ayahnya meninggal, Lanang harus menjadi tulang punggung keluarganya.

Baca Juga :  Rusdinur SH MH : Aneh,Kejaksaan Negeri Bangkinang Belum Ada Menetapkan Tersangka Baru BOK

Karena merasa resah, Lanang memutuskan mendatangi Kantor Bupati untuk bertemu dan mengadu kepada Bupati Brebes Idza Priyanti. Ia ingin ada jalan keluar atas masalahnya tersebut.

“Saya bingung harus bagaimana bisa membayar sejumlah uang itu, makanya saya ke sini dan alhamdullilah bisa bertemu Bu Bupati langsung,” kata Lanang di Kantor Bupati Brebes, Kamis (28/4/2016) kemarin.

Saat berdialog dengan Iszan, Lanang ditemani aktivis sosial Aris S. Mereka menyampaikan keluhan tersebut dan mendapat respons langsung dari Idzan.

“Alhamdullilah, Bupati langsung merespons dengan mendengarkan keluhan saya. Ibu Bupati juga langsung memberikan rekomendasi agar saya bisa jadi tukang sapu setelah saya lulus sebentar lagi,” kata Lanang.[ * ]

Komentari Artikel Ini