Soal Kursi Pijit, FORMASI RIAU Tuding Jawaban “Anak Buah Bupati Rohil Afrizal Sintong Terkesan Alai”
🅢𝗎𝖺𝗋𝖺𝖻𝗎𝗋𝗎𝗁𝗇𝖾𝗐𝗌.𝖼𝗈𝗆 – Rohil – Pengadaan Kursi Pijat Bupati dan Wakil Bupati Rohil menjadi polemik di publik. Klarifikasi yang disampaikan Kabag umum Setdakab tersebut terkesan alai.
Sebelumnya Direktur FORMASI Riau, Muhammad Nurul Huda, tuding Bupati Rohil Afrizal Sintong minim nurani dan simpatti mengapa, disaat warganya sedang susah dan sulit karena ekonomi, Pemda Rohil menganggarkan pembelian kursi pijit Bupati dan Wakil Bupati. Apa manfaatnya kursi pijit ini, kami pikir kurang bermanfaat, lebih baik uang pembelian kursi pijit ini digunakan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat, seperti untuk perbaikan jalan-jalan daerah yang rusak parah”.
Sekretaris Daerah Kabupaten Rokan Hilir, Ferry H Parya yang dikonfirmasi melalui Kabag Umum Setdakab Rokan Hilir, Samsuri kepada RiauAkses, Senin (2/1/2023) memberikan penjelasan terkait pengadaan kursi pijit tersebut.
Dalam klarifikasi melalui panggilan WhatsApp, Samsuri menjelaskan bahwa Bupati dan Wakil Bupati adalah pimpinan daerah yang setiap saat selalu blusukan ke daerah-daerah Kabupaten Rohil.
Wilayah Rohil diklaim memiliki karakteristik salah duanya jarak tempuh yang sangat jauh dan akses jalan masih banyak yang rusak sehingga kebugaran dan kesehatan pimpinan harus dijaga.
“Artinya, kebugaran, kesehatan pimpinan harus kita jaga, jangan kita selalu berharap, masyarakat berharap untuk bagaimana bupati ini punya pemikiran yang cerdas dan baik dan punya visi membangun (daerah) tetapi kita masyarakat tidak pernah memperhatikan kesehatan beliau,” kata Samsuri.
Samsuri kembali menegaskan kesehatan pimpinan harus diperhatikan. Pasalnya, setiap hari dan tidak ada satu pun di daerah Rohil yang tidak ditempuh bupati dan wakil bupati.
“Mulai dari jalan rusak, banjir, ya kan, kebakaran dan bahkan agenda-agenda lain yang diagendakan masyarakat, tidak pernah pak bupati dan wakil tidak hadir di situ,” tegas Kabag Umum.
Oeh karena itu, lanjut Samsuri, sebagai bawahan pimpinan daerah mencoba mencermati kebugaran bupati dan wakil bupati. Dia juga menegaskan pengadaan kursi pijit bukan keinginan bupati dan wakil bupati melainkan keinginan pihaknya.
“Artinya ini keinginan kami, bagaimana pak bupati punya kondisi fisik yang prima, dengan medan yang ditempuh di Rokan Hilir ini. Bayangkan, dari ibukota (Bagan Siapiapi) ke Bagan Batu, ke Simpang Kanan, berapa jam. 3 jam misalkan, bolak balek 6 jam, ya kan,” ujarnya.
Rutinitas yang setiap hari dilakukan itu, lanjut Samsuri, tanpa dikover dengan alat kesehatan. Dia menyebut tentu tidak memungkinkan setiap hari memanggil tukang pijat.
“Cobalah secara hati nurani kita bermain, oke, formasi bilang hati nurani. Setiap hari berangkat, apa gak capek, apa gak letih fisik, pasti minta kusuk ya kan?,” katanya.
Atas jawaban Samsuri tersebut, Direktur Formasi Riau Nurul Huda mengatakan, itu jawaban yang mengada-ada, karena Bupati Rohil Afrizal Sintong blusukan diantar menggunakan mobil mewah, seperti Alphard atau Palisade atau Landcruiser Cygnus atau Fortuner. Itu semua mobil yang harganya miliaran rupiah. Apa dengan diantar dengan mobil mewah dengn harga miliaran tersebut Bupati Afrizal masih capek? ini saya pikir jawaban yang menambah luka hati warga, kata Huda.
Samsuri mengatakan, Bupati tanpa dicover dengan alat kesehatan ini jawaban asbun, Nurul Huda mengatakan, Bupati itu sudah difasilitasi semuanya, mulai dari makan, kesehatan dan minum.
Nurul Huda memberi saran ke Bupati Afrizal Sintong,” Pembelian-pembelian yang kurang bermanfaat tersebut sebaiknya ditolak atau dikroschek dulu sebelum di acc, toh kalau Bupati ingin juga kursi pijit, belilah dengan uang sendiri, inikan kesannya yang didapat di masyarakat, Bupati minim simpati dan nurani. Ya kalau dibilang capek jadi bupati, tentu capek, itu sudah resiko,” jelasnya.
Namun kata Direktur Formasi Riau Nurul Huda bahwa,” Kabupaten Rohil itu termasuk kabupaten termiskin di provinsi Riau yang menempati posisi 9, kok sempat-sempatnya Bupati mau menerima kursi pijit tersebut. Ini membuktikan, Bupati Rohil Afrizal Sintong bisa dianggap kurang perduli dengan warganya,” pungkasnya.
Pewarta: R07
Editor: Oslam
Foto : DR Muhammad Nurul Huda, SH, MH.