Apa Veronica Tak Puas dengan Ahok? Ini Jawaban Psikolog

Bagikan Artikel Ini:
Suaraburuhnews.xom – Jakarta – Isu retaknya rumah tangga Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan istrinya Veronica Tan diduga karena adanya orang ketiga. Veronica disebut memiliki Pria Idaman Lain (PIL) yang membuat Ahok kecewa. Kabar tak sedap ini berujung hingga perceraian.

Psikolog Keluarga, Tara de Thouars menjelaskan, faktor perselingkuhan di dalam rumah tangga bisa disebabkan banyak faktor. Faktor utamanya adalah ketidakpuasan pada salah satu pasangan.

“Bisa banyak faktor, ada ketidakpuasan di rumah tangganya, macam-macam ya,” kata Psikolog cantik ini kepada JawaPos.com, Selasa (9/1).

Tara menyebutkan ketidakpuasan disebabkan bisa jadi karena komunikasi yang tidak baik. Atau misalnya ada perbedaan yang tak bisa memperoleh titik temu pada masing-masing pasangan.

Baca Juga :  Beri Education Jurnalistik, JMSI Pelalawan Turun Gunung

“Ada pasangan yang membutuhkan affection (kasih sayang) yang tinggi, butuh untuk diperhatikan, disayang. Ternyata misalnya, pasangan enggak bisa memberikan itu, kebutuhan tak dipenuhi,” ujar Tara

Atau hal lainnya bisa karena faktor karir yang tak didukung oleh pasangan. Tara menambahkan belasan tahun menikah yang dijalani pasangan Ahok-Vero atau pasangan lainnya, bukan menjadi patokan pasangan itu akan baik-baik saja atau tak bisa tertimpa badai.

Justru pernikahan yang sudah lama itu, kata Tara, bisa jadi adalah waktu untuk menunda karena mengira pasangan akan berubah.

Baca Juga :  Putra Wartawan Raih Mendali Panahan Kabupaten Pelalawan

“Ketika tak puas, kebutuhan tak dipenuhi, tak dikomunikasikan dengan baik, oh nanti mungkin pasangan akan berubah. Makanya banyak orang memutuskan bertahan, padahal enggak puas. Dikomunikasikan juga enggak bisa,” paparnya.

Faktor anak-anak, kata Tara, juga belum tentu bisa menjadi batas agar perceraian tak terjadi. Selagi pernikahan itu sudah tak dirasa puas, maka komitmen itu hanya diupayakan untuk mengulur waktu.

“Faktor anak itu hanya memperkuat komitmen, meskipun dalam pernikahan tetap dirasa enggak puas. Kasihan anaklah kalau cerai gimana, tetapi banyak pasangan yang awalnya hanya bertahan demi anak, tetapi tak bisa,” papar Tara.

Editor     : Rojuli
Sumber : JawaPos

Komentari Artikel Ini