Bistamam, Mesin Tua Melawan Epi Valentino Rossi

Bagikan Artikel Ini:

Bistamam, Mesin Tua Melawan Epi Valentino Rossi

Opini: Wak Tupai

Anda tahu motor Honda C7, ini adalah jenis motor Honda keluaran 1980-1986. Mesin ini bertenaga 71,8 cc. Dalam masyarakat umum, motor Honda C7 ini lebih dikenal dengan honda Kaptul. Tentu banyak romantisme yang hidup dan ingat di remaja Indonesia pada saat tahun-tahun 1980-1986.

Jika diibaratkan mesin Honda, Bistamam (Tamam) cuma bertenaga 71.8 cc, Sedangkan Afrizal Sintong (Epi) jika diibaratkan mesin, dia adalah mesin balap yang bertenaga 500 cc sangat jauh tertinggal.

Tamam tergopoh-gopoh mengejar kecepatan mesin 500 cc yang dikendarai Epi, padahal busi dan perkakas mesin sudah diganti dengan model racing. Tapi tetap juga tak bisa mengejar kemampuan Epi Valentino Rosi dalam melahap sirkuit politik pilkada Rohil.

Baca Juga :  "Dinasti Militer" & Bibit Korupsi di Kursi Gubernur Riau

Mesin Tamam yang 71.8 cc terbakar dan hangus, karena medan sirkuitnya menanjak, menikung, jalan lurus serta melewati badai dan petir.

Karena Tamam tidak bisa menandingi Epi Valentino Rosi yang mengendarai mesin buas bertenaga 500 cc yang dengan gampangnya Epi Valentino Rosi melahap medan sirkuit menanjak, menikung, jalan lurus serta melewati badai dan petir, Tamam dengan motor kaptulnya ini harus rehat dan berhenti letih sejenak. sambil mencari cara bagaimana menyeper Epi Valentino Rosi. Ternyata, karena Epi Valentino Rosi ini sudah mempunyai sertifikat mengemudi balap yang lulus uji layak, tidak gampang diseper dalam bentuk apapun.

Baca Juga :  "Dinasti Militer" & Bibit Korupsi di Kursi Gubernur Riau

Namun, Tamam tetap menghidupkan cerita Romantisme masa lalu yang harmonis dan damai, mesin tua ini tidak mau mengalah. Masih percaya diri, walaupun mesinnya sudah berasap dan bak oli sudah bocor.

Rasanya tak mungkin Honda kaptul yang dikendarai Tamam yang bertenaga kecil yaitu 71.8 cc bisa menandingi atau menyalip Epi Valentino Rosi yang mengendari mesin balap yang bertenaga buas 500 cc dilintasan sirkuit pilkada rohil 2024.

Penulis: Wak Tupai (Pemerhati Sosio-politik Amatiran)

 

Komentari Artikel Ini