Panen Raya, Gubri Ajak Petani Tidak Tinggalkan Padi
π ’ππΊππΊπ»ππππππΎππ.πΌππ – Kampar – Banyaknya kasus alih fungsi lahan dari sawah menjadi sawit atau bangunan, menjadi sorotan Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar.
“Tanaman padi ini jangan kita abaikan, karena kebutuhan pokok. Kalau padi bisa menyejahterakan petani, untuk apa pindah ke sawit,” kata Gubri Syamsuar ketika berpidato pada acara Panen Raya di Desa Sipungguk, Kecamatan Salo, Kabupaten Kampar pada Selasa (10/01/2023).
Tanaman padi akan bisa mendatangkan hasil yang kompetitif jika produksinya di atas 5 ton per hektar.
“Kalau bisa di atas 5 ton apalagi 6 ton, harga sawit sampai Rp3 ribu pun, petani padi tak kalah. Malah bisa lebih untung dari sawit,” ucap Gubri memberi semangat.
Untuk itu, Gubri mengajak para petani mengubah pola tanam dari panen setahun sekali menjadi minimal 2 kali dalam setahun. Lebih baik lagi 3 kali panen dalam setahun.
“Tapi tentu harus dipastikan dulu varietas apa yang cocok, misalnya P200 atau lainnya. Kita gunakan bibit unggul agar hasilnya lebih maksimal,” tambah Gubri.
Gubri Syamsuar juga menyatakan siap membantu para petani untuk meningkatkan produktivitas petani padi.
Seperti membangun irigasi, penyediaan alat dan mesin pertanian (alsintan) termasuk penyediaan pupuk bersubsidi.
Gubri juga mengajak Pemkab Kampar dan Balai Pertanian di bawah Kementerian PUPR untuk bersinergi membantu petani padi.
“Dulu Kampar ini salah satu lumbung padi di Riau. Banyak dulu sawah di Kampar,” ungkap Gubri.
Saat berdialog dengan sejumlah petani padi, para petani menyatakan kesiapannya untuk beralih ke bibit unggul dan menggunakan pola tanam dua kali dalam setahun.
Namun para petani meminta sarana dan prasarana seperti irigasi, alsintan dan pupuk bersubsidi mendapat perhatian dari pemerintah.
Pada kesempatan itu, Gubri Syamsuar juga menyerahkan sejumlah sarana produksi padi kepada para petani, baik yang bersumber dari APBD Provinsi Riau maupun APBN.(rls).
Editor: Aps
Foto: Guri H. Syamsuar saat panen raya Salo, Kampar.